Sabtu, 25 April 2015

KARYA BANGUNAN MASJID KUBUS RIDWAN KAMIL

Masjid Kubus Desain Unik Karya Sang Walikota Ridwan Kamil

image
[pkscibitung/SB]-SEJAK selesai dibangun dan diresmikan pada 17 Ramadan 1431 H (27 Agustus 2010), bangunan yang terletak di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, ini sudah mencuri perhatian masyarakat di Bandung Barat dan sekitarnya.
Bangunannya yang unik menjadikan bangunan ini mudah dikenali oleh masyarakat yang melintas di kawasan Kota Baru Parahyangan. Apalagi dari kejauhan pun bangunan ini terlihat menjulang karena lokasinya berada beberapa meter di atas jalan raya.
image
Nama masjid ini makin populer dan dikenal luas oleh masyarakat, bahkan dunia, sebab beberapa bulan setelah dibangun, masjid yang memiliki arsitektur memukau ini langsung menyabet penghargaan bergengsi tingkat dunia. National Frame Building Association memilih Masjid Al-Irsyad, nama masjid unik ini, menjadi satu-satunya bangunan tempat peribadatan di Asia yang masuk 5 besar Building of The Year 2010.
Perhelatan akbar yang melibatkan sekitar 15.000 orang arsitek di seluruh dunia ini menempatkan Masjid Al-Irsyad dalam kategori arsitektur religius. Hal yang lebih membanggakan lagi, masjid berbentuk kubus ini menjadi satu-satunya tempat peribadatan di luar gereja.
Jika biasanya masjid memiliki kubah, tidak demikian dengan Masjid Al-Irsyad. Masjid yang dirancang oleh salah seorang arsitek ternama Indonesia, Ridwan Kamil (Kini menjadi walikota Bandung;red), ini didesain mirip Kabah. Bangunan masjid yang berbentuk kubus terlihat begitu bersahaja. Namun penataan batu bata pada keseluruhan dinding masjid terlihat sangat mengagumkan.
image
Batu bata yang disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk lubang atau celah di antara bata solid, jika dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid (Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah, yang artinya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
Selain memiliki fungsi artistik, lubang-lubang itu juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Menjelang malam, ketika lampu di dalam masjid mulai dinyalakan, sinar lampu akan menerobos celah ventilasi sehingga jika dilihat dari luar tampak seperti masjid yang memancarkan cahaya berbentuk kalimat tauhid. Benar-benar sangat mengagumkan.
“Jika dilihat dari dalam seperti susunan batu bata yang berantakan. Tapi jika dilihat dari kejauhan, lubang angin itu akan membentuk tulisan kalimah tauhid,” ujar Ketua DKM Masjid Al-Irsyad, Dr Ahmad Hairudin Murtani PhD, saat ditemui Tribun di Masjid Al-Irsyad, Kota Baru Parahyangan.
image
Secara keseluruhan, masjid seluas 1.871 meter persegi itu hanya memiliki tiga warna, yaitu putih, hitam, dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut tidak menjadikan masjid ini kehilangan daya tariknya. Justru, ketiga warna itu menjadikan masjid ini tampil lebih cantik, modern, simpel, tapi tetap elegan dan enak dipandang mata.
Di dalam interior masjid dipasang 99 buah lampu, sebagai simbol 99 nama Allah atau (asmaul husna). Tiap lampu yang berbentuk kotak itu memiliki sebuah tulisan nama Allah.
Ruang salat di masjid yang mampu menampung sekitar 1.500 orang jemaah ini tidaklah memiliki tiang atau pilar di tengah ruangan untuk menopang atap sehingga seakan terasa begitu luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya. Celah-celah angin pada empat sisi dinding masjid berbentuk segi empat itu menjadikan sirkulasi udara di ruang masjid begitu baik sehingga tidak terasa gerah atau panas di dalamnya meskipun AC atau kipas angin tak terpasang di dalam masjid.
Bentuk mihrab di masjid ini juga dirancang sebagai tempat menghadap Allah dengan konsep “keindahan alam dan kebesaran Allah” di mana mihrab terbuka langsung menghadap gunung dan langit tanpa adanya dinding apa pun di bagian kiblat masjid ini. “Bagian imam ini sengaja tanpa dinding. Artinya menggambarkan bahwa setiap makhluk yang salat dia akan menghadap Allah,” kata Ahmad.
Halaman masjid pun ditata sedemikian rupa dengan filosofis Kabah. Lanskap dan ruang terbuka sengaja dirancang berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid. “Lingkaran-lingkaran yang mengelilingi masjid itu terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kabah,” ujarnya.
Setiap hari masjid ini tak hanya dikunjungi oleh masyarakat di sekitar Bandung, juga dari seluruh nusantara. Bahkan, ribuan orang dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Timur Tengah, Belanda, Australia dan beberapa negara Eropa lainnya rela jauh-jauh untuk melihat keunikan dan desain futuristik Masjid Al-Irsyad ini.
“Masjid ini bahkan sudah jadi tujuan studi para mahasiswa arsitektur di seluruh dunia karena masjid ini penuh dengan konsep arsitektur kelas dunia,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, meski ribuan orang hilir-mudik dan keluar-masuk masjid, para pengunjung tak perlu khawatir masjid menjadi kotor atau terkena najis. Sebab, masjid itu dijaga kebersihannya selama 24 jam penuh. Untuk kebersihan saja, kata Ahmad, pengurus DKM setiap bulannya menghabiskan biaya operasional sebesar Rp 19 hingga Rp 20 juta.

“Dengan menerapkan manajemen masjid yang profesional sejak berdiri, alhamdulillah masjid ini selain indah juga sangat makmur dan selalu dikunjungi banyak orang,” ujar Ahmad Hairudin. (tribunnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pampbudhi