Sabtu, 25 April 2015

ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN

ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN : Prinsip Hijau untuk Semua Langgam
Penggunaan tanaman berdaun lebat untuk melindungi area atap dan dinding bisa mengurangi paparan sinar matahari langsung sehingga bagian dalam rumah lebih sejuk . Ketika kesadaran mengenai konservasi energi dan lingkungan kembali berkembang, konsep green living pun mengemuka. Tapi mungkin timbul pertanyaan, rumah dengan gaya arsitektur seperti apakah yang pas untuk menerapkan konsep hidup selaras dengan alam itu?
Kalangan arsitek pun menjabat tegas: semua langgam arsitektur bisa masuk! Ini karena konsep hijau atau ramah lingkungan itu lebih menekankan pada perilaku atau pola pikir penghuninya. Sebuah rumah bisa dikatakan sebagai rumah ramah lingkungan ketika penghuni rumah menerapkan sejumlah parameter dalam green building (bangunan ramah lingkungan).
10vertical garden 600x400 ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN : Prinsip Hijau untuk Semua Langgam
Taman Gantung
Aplikasi hijau itu tak sekadar banyak tanaman, tetapi ada perhitungan-perhitungan tertentu dan banyak pertimbangan mulai dari perencanaan, pemilihan material, pengolahan limbah, pengoptimalan sumber daya alam, penghematan energi dan seterusnya, termasuk memperhatikan aspek sosial-ekonominya. Seorang arsitek Solo, pemilik Rumah Rempah Karya Colomadu, Karanganyar, Paulus Mintarga, menyebut semua perhitungan dan pertimbangan itu dengan istilah holistic sustainability.
Sementara, tampilan rumah lebih umum disebut dengan gaya atau langgam. Seorang arsitek Solo, Dian Ariffianto, mengatakan banyak sekali langgam dalam arsitektur. Apa pun langgamnya, selama rumah itu menggunakan prinsip-prinsip dalam green building, menurut Dian, rumah tersebut bisa dikatakan sebagai rumah ramah lingkungan, sehingga langgam itu tidak menjadi parameter dalam penilaian green building.
“Sebenarnya ada perhitungan khusus untuk mengetahui sebuah rumah itu ramah lingkungan atau tidak, yakni jejak karbon. Salah satu yang terpenting bagaimana menyiasati rumah untuk tetap nyaman dan mampu menghadapi iklim tropis yang kaya sinar matahari, yakni dengan langgam apa pun tetapi tetap berkonsep menjadi rumah ramah lingkungan. Misalnya untuk menyikapi iklim tropis, ketika konsep ramah lingkungan diterapkan pada langgam minimalis, tentu harus menambah tritisan atau pembayangan (shading) pada bukaan yang ada. Hal itu dilakukan agar sinar matahari tidak langsung masuk ke rumah. Radiasi ultraviolet sinar matahari bisa menyebabkan ruangan panas, sehingga tidak nyaman,” ujar Dian saat dihubungi Espos, Selasa (9/7).
10tumbuhan pelindung sinar matahari 600x450 ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN : Prinsip Hijau untuk Semua Langgam
Tanaman Pembatas Dinding

Menurut Dian, sinar matahari itu harus direduksi sedemikian rupa dengan logika desain tertentu. Sedangkan cahaya (terang) matahari, jelas dia, dimanfaatkan untuk menerangi ruangan di siang hari agar tidak membutuhkan lampu lagi. Di sisi lain, penggunaan air conditioning (AC) pun bisa dihindari dengan mereduksi dinding yang terkena sinar matahari itu. Dengan mereduksi sinar matahari dan memanfaatkan cahaya matahari maka setiap ruang dalam rumah bisa nyaman dan hemat energi. Teknik ini merupakan salah satu prinsip dalam green building.
Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Alpha Febela Priyatmono, saat ditemui Espos, Rabu (10/7), menambahkan setelah pengawasan sudah tertata maka orientasi bangunan rumah juga harus diperhatikan. Orientasi rumah lebih baik menghadap ke selatan atau utara. “Orientasi rumah itu diperhitungkan, mengingat sinar matahari datang dari timur dan barat. Kuncinya jangan sampai melakukan pemborosan energi, terutama listrik dan air. Agar tidak boros air, maka pengolahan limbah diperlukan agar limbah rumah tangga tak meracuni lingkungan sekitar. Selain itu juga menjaga hubungan dengan lingkungan sekitar,” jelasnya.
Bagi Alpha, bangunan ramah lingkungan itu mengarah pada arsitektur berkelanjutan. Dalam praktiknya, Alpha berpesan harus memperhatikan aspek ekonomis dan bisa memunculkan budaya lokalnya. Arsitektur berkelanjutan itu, menurut Alpha, harus mencakup tiga hal tersebut, yakni ramah lingkungan, ekonomis dan adaptif dengan muatan lokal.
10tritisan hijau1 600x414 ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN : Prinsip Hijau untuk Semua Langgam
Rumput Penutup Atap Titisan
Dalam konteks langgam rumah, Alpha berpendapat gaya minimalis masih menjadi tren sejak tahun 2000-kini. Sebelum tahun 2000, Alpha menjelaskan rumah-rumah banyak menggunakan gaya country atau rumah lokal pedusunan. “Saya rasa rumah masa 1980 hingga 1990-an, itu lebih banyak menggunakan tritisan dan lebih nyaman daripada rumah gaya minimalis. Sekarang persepsi penghuni ketika membuat rumah pasti ber-AC. Mestinya mindset masyarakat ini diubah, yakni bagaimana mendesain bangunan tanpa AC,” pungkasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pampbudhi